Radio
Sebelum siaran tv hadir ditengah masyarakat ,radio merupakan
system komunikasi massa yang paling dominan. Seperti halnya pada saat ini
ketika keluarga berkumpul untuk menyaksikan acara-acara televisi ,dahulu
keluarga-keluarga berkumpul untuk mendengarkan sandiwara radio yang cukup
terkenal pada saat itu ,seperti misalnya ‘’Saur Sepuh’’.
Kalau dilihat dari sejarahnya ,usaha penemuan radio sudah
dimulai sejak abad ke-17 oleh Volta ,Ampere ,Huygen ,Faraday ,Maxwell
,Heindrich Hertz ,Edmond Brandly ,Oliver Lodge ,dan Papov. Kemudian pada 14 Mei
1897 ,Marconi berhasil menghubung-hubungkan temuan pendahulunya dan berhasil
menghubungkan dua tempat yang dipisahkan oleh
selat Bristol yang lebarnya 9km melalui gelombang radio.
Sejak adanya penemuan ini ,telegram radio mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Tiga tahun kemudian Marconi berhasil
mengirimkan berita radio dari Inggris ke Australia ,disusul berdirinya radio
BBC(1923) ,NBC(1926),dan CBS (1927). Kehadiran pesawat radio membawa
manfaat untuk kepentingan dagang ,pelayaran, dan utuk menyampaikan
informasi yang lebih cepat dalam urusan militer. Hal ini bisa kita lihat pada
penggunaan radio dalam perang dunia kedua.
Kini setelah satu abad setelah Marconi menemukan pesawat
radio ,diperkirakan ada 2,2 miliar pesawat radio penerima yg bersebaran di
dunia. Di Indonesia diperkirakan ada 32 juta radio penerima yang beredar
ditengah masyarakat. Dan pada saatini juga kehadiran televisi telah mengubah
fungsi radio ditengah masyarakat. Akibatnya radio mulai mengubah
program-program mereka kepada khalayak dengan menggantikan seperti program yang
ada dielevisi. Radio berusaha melayani khalayak pada segmen dan kelompok
tertentu.
Bagi seorang Public
Relations ,radiomempunyai peranan yang sangat besar untuk membngun citra
perusahaan atau organisasi tempat mereka berada. Melalui radio ,mereka dapat
membuat acara diskusi interaktif ,iklan,maupun berita tentang organisasi atau
perusahaan tempat mereka bekerja. Bahkan ,tidsk menutup kemungkinan pencitraan sebuah organisasi atau perusahaan
tempat mereka bekerja dapat dilakukan dengan membuat sandiwara radio.
Radio di Indonesia
Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa
penjajahan Belanda,Jepang, kemerdekaan, reformasi, dan Orde Baru.
· Zaman Belanda
Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama
Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di
Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925
pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. Setelah BRV
berdiri banyak radio siaran lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang,
Surabaya. Yang tersebar dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indische
Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung, dan Medan, karena mendapat bantuan dari
pemerintah Hidia Belanda. Sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha bahasa
Indonesiialah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan di kota Solo pada
tanggal 1 April 1933 oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo.
·
Zaman Jepang
Radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta
dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, yang
merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempunyai
cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di Bndung, Purwakarta, Yogyakarta,
Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Rakyat Indonesia hanya boleh
mendengarkan siaran dari Hoso Kyoku saja. Kalangan pemuda menanggung resiko
kehilangan jiwa, serta sembunyi-sembunyi mendengarkan siaran luar negeri,
sehingga mereka dapat mengetahui bahwa pada tanggal 14 agustus 1945 Jepang
telah menyerah pada sekutu.
·
Zaman Kemerdekaan
Radio siaran masih dikuasi oleh Jepang, dengan begitu teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia baru dapat disiarkan dalam bahasa Indonesia
dan Inggris pukul 19.00 WIB, dan hanya dapat didengar oleh penduduk di sekitar
Jakart. Tak lama kemudia dibuat pemancar gelap, radio siaran dengan stasiun
call “Radio Indonesia Merdeka”. Pada tanggal 11 September 1945 diperoleh
kesepakatan dari hasil pertemuan antara para pemimpin radio siaran untuk
mendirikan sebuah organisasi radio siaran. Pada tanggal itu juga menjadi hari
ulang tahun Radio Republik Indonesia.
·
Zaman Orde Baru
Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran
di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Radio siaran, selain
berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio
siaran memlalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi. Acara pendidikan
yang berhasil adalah “Siaran Pedesaan” yang diudarakan pada bulan September
1969 oleh stasiun RRI Regional.
Zaman reformasi
Bila pada zaman orde baru ada sebuah keharusan radio-radio
swasta melerai wartawan berita dari RR, di era reformasi hal ini tidak lagi
terjadi. Menurut catatan PRSSNI,hingga tahun 2005, terdapat sekira 900 radio
siaran swasta yang menjadi anggota. Namun banyak pula radio siaran swasta yang
tidak terdaftar di PRSSNI karena sejak reformasi, radio siaran tidak lagi
diwajibkan menjadi anggota PRSSNI. Radio-radio tersebut mempunyai kewenangan
untuk menyiarkan warta berita secara mandiri dengan nama program yang berbeda-beda.
Catatan penting untuk media elektronik saat ini, regulasi
terhadap media tersebut tidak bertumpu pada pemerintah saja, melainkan kepada
masyarakat melalui di bentuknya Komite Penyiaran Indonesia (KPI).
Tugas KPI:
· Menata
infrastruktur penyiaran dengan mengeluarkan izin penyelenggaraan penyiaran.
· Melayani
pengaduan masyarakat dalam bidang penyiaran dengan mengacu pada Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).
Lembaga-lembaga siaran yang dilayani oleh KPI adalah lembaga
siaran swasta, publik, berlangganan, dan komunitas.
Karakteristik Radio
Mark W. Hall dalam buku Broadcast Jurnalism mengemukakan
bahwa perbedan mendasar antara media cetak dengan radio siaran ialah media
cetak dibuat untuk konsumsi mata, sedangkan radio untuk konsumsi telinga.
Untuk radio siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang
disebut broadcast style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini
disebabkan oleh sifat radio siaran yang mencakup:
- Auditori
- Radio is the Now
- Imajinatif
- Akrab
- Gaya Percakapan
- Menjaga Mobilitas
Darmastuti ,Rini.2012.Media Relations-Konsep ,Strategi ,dan Aplikasi.Yogyakarta.CV Andi
No comments:
Post a Comment