Sunday, March 20, 2016

Radio (Perkembangan Teknologi Komunikasi UBL)

Radio

Sebelum siaran tv hadir ditengah masyarakat ,radio merupakan system komunikasi massa yang paling dominan. Seperti halnya pada saat ini ketika keluarga berkumpul untuk menyaksikan acara-acara televisi ,dahulu keluarga-keluarga berkumpul untuk mendengarkan sandiwara radio yang cukup terkenal pada saat itu ,seperti misalnya ‘’Saur Sepuh’’.

Kalau dilihat dari sejarahnya ,usaha penemuan radio sudah dimulai sejak abad ke-17 oleh Volta ,Ampere ,Huygen ,Faraday ,Maxwell ,Heindrich Hertz ,Edmond Brandly ,Oliver Lodge ,dan Papov. Kemudian pada 14 Mei 1897 ,Marconi berhasil menghubung-hubungkan temuan pendahulunya dan berhasil menghubungkan dua tempat yang dipisahkan oleh  selat Bristol yang lebarnya 9km melalui gelombang radio.

Sejak adanya penemuan ini ,telegram radio mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tiga tahun kemudian Marconi berhasil mengirimkan berita radio dari Inggris ke Australia ,disusul berdirinya radio BBC(1923) ,NBC(1926),dan CBS (1927). Kehadiran pesawat radio  membawa  manfaat untuk kepentingan dagang ,pelayaran, dan utuk menyampaikan informasi yang lebih cepat dalam urusan militer. Hal ini bisa kita lihat pada penggunaan radio dalam perang dunia kedua.

Kini setelah satu abad setelah Marconi menemukan pesawat radio ,diperkirakan ada 2,2 miliar pesawat radio penerima yg bersebaran di dunia. Di Indonesia diperkirakan ada 32 juta radio penerima yang beredar ditengah masyarakat. Dan pada saatini juga kehadiran televisi telah mengubah fungsi radio ditengah masyarakat. Akibatnya radio mulai mengubah program-program mereka kepada khalayak dengan menggantikan seperti program yang ada dielevisi. Radio berusaha melayani khalayak pada segmen dan kelompok tertentu.
Bagi seorang  Public Relations ,radiomempunyai peranan yang sangat besar untuk membngun citra perusahaan atau organisasi tempat mereka berada. Melalui radio ,mereka dapat membuat acara diskusi interaktif ,iklan,maupun berita tentang organisasi atau perusahaan tempat mereka bekerja. Bahkan ,tidsk menutup kemungkinan  pencitraan sebuah organisasi atau perusahaan tempat mereka bekerja dapat dilakukan dengan membuat sandiwara radio.

Radio  di Indonesia

Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda,Jepang, kemerdekaan, reformasi, dan Orde Baru.

·         Zaman Belanda
Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. Setelah BRV berdiri banyak radio siaran lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya. Yang tersebar dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung, dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah Hidia Belanda. Sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha bahasa Indonesiialah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan di kota Solo pada tanggal 1 April 1933 oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo.

·         Zaman Jepang
Radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, yang merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempunyai cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di Bndung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Rakyat Indonesia hanya boleh mendengarkan siaran dari Hoso Kyoku saja. Kalangan pemuda menanggung resiko kehilangan jiwa, serta sembunyi-sembunyi mendengarkan siaran luar negeri, sehingga mereka dapat mengetahui bahwa pada tanggal 14 agustus 1945 Jepang telah menyerah pada sekutu.

·         Zaman Kemerdekaan
Radio siaran masih dikuasi oleh Jepang, dengan begitu teks proklamasi kemerdekaan Indonesia baru dapat disiarkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris pukul 19.00 WIB, dan hanya dapat didengar oleh penduduk di sekitar Jakart. Tak lama kemudia dibuat pemancar gelap, radio siaran dengan stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”. Pada tanggal 11 September 1945 diperoleh kesepakatan dari hasil pertemuan antara para pemimpin radio siaran untuk mendirikan sebuah organisasi radio siaran. Pada tanggal itu juga menjadi hari ulang tahun Radio Republik Indonesia.

·         Zaman Orde Baru
Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Radio siaran, selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran memlalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi. Acara pendidikan yang berhasil adalah “Siaran Pedesaan” yang diudarakan pada bulan September 1969 oleh stasiun RRI Regional.

 Zaman reformasi
Bila pada zaman orde baru ada sebuah keharusan radio-radio swasta melerai wartawan berita dari RR, di era reformasi hal ini tidak lagi terjadi. Menurut catatan PRSSNI,hingga tahun 2005, terdapat sekira 900 radio siaran swasta yang menjadi anggota. Namun banyak pula radio siaran swasta yang tidak terdaftar di PRSSNI karena sejak reformasi, radio siaran tidak lagi diwajibkan menjadi anggota PRSSNI. Radio-radio tersebut mempunyai kewenangan untuk menyiarkan warta berita secara mandiri dengan nama program yang berbeda-beda.

Catatan penting untuk media elektronik saat ini, regulasi terhadap media tersebut tidak bertumpu pada pemerintah saja, melainkan kepada masyarakat melalui di bentuknya Komite Penyiaran Indonesia (KPI).
Tugas KPI:
·         Menata infrastruktur penyiaran dengan mengeluarkan izin penyelenggaraan penyiaran.
·         Melayani pengaduan masyarakat dalam bidang penyiaran dengan mengacu pada Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).
Lembaga-lembaga siaran yang dilayani oleh KPI adalah lembaga siaran swasta, publik, berlangganan, dan komunitas.

Karakteristik Radio

Mark W. Hall dalam buku Broadcast Jurnalism mengemukakan bahwa perbedan mendasar antara media cetak dengan radio siaran ialah media cetak dibuat untuk konsumsi mata, sedangkan radio untuk konsumsi telinga.
Untuk radio siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang disebut broadcast style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang mencakup:

  •  Auditori
  •  Radio is the Now
  •  Imajinatif
  •  Akrab
  •  Gaya Percakapan
  •  Menjaga Mobilitas
Daftar Pustaka : 

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Darmastuti ,Rini.2012.Media Relations-Konsep ,Strategi ,dan Aplikasi.Yogyakarta.CV Andi

No comments:

Post a Comment